Setelah quarter life crisis, ada lagi yang kasih nama midlife crisis.
Mau nulis, nunggu ide, ada ide, gak di eksekusi. Begitu aja terus sampai UMR Jogja sama kaya UMR Karawang (canda UMR Jogja)… anywayy… whaddup blog? Kayanya lebih lama nggak nyentuh podcast ketimbang nggak nyentuh blog.
Selama there’s another one, kayanya kita bisa jadi nggak khawatir, atau malah jadi khawatir? Contoh: “there’s another one problem”, jadi khawatir kan… duh masalah satu aja belom kelar, udah nambah lagi. Tapi kalau konteksnya ketinggalan bus dan, “don’t worry, there’s another one.”, jadi lega.
Pada akhirnya, kembali lagi ke perspektif masing-masing.
Di awal 2023 ini, rasanya badan sudah sempat babak belur, fisik udah dihantam sakit flu yg lama nggak ngerasain (sakit flu dan batuk terakhir pas kena cov dulu), mental udah dihantam kenyataan ketika menghadapi masalah yang beda-beda antara berangkat kerja, pulang kerja, dan besoknya lagi. Oh jangan lupa masalah di kerjaan.
Otak, hati, kaki mata tangan telinga semua dipaksa kerjain mana yang kira-kira bisa dihadapkan duluan. Kewarasan fisik tidak seberapa yang penting mental ‘cukup’ waras tuk menghadapi “there’s another one”.
Sempat berhenti dan reflect back, apa yang kemarin diucap di doa saat malam tahun baru? Apakah ini bagian dari ujian kenaikan kelas saat hidup? Apakah ini sambutan welcome to 30+? Kalau ya, baiklah let’s do it!
Yang paling sering dan berasa adalah, betapa sepinya saat memang nggak ada teman, tapi butuh banget cerita. Atau ketika ada teman, tapi masalah dia jauh lebih butuh didengarkan dibanding kita. I guess wang sinawang hits me right.
Will this post be my biggest keluhan? Can and might be. Will I cracked the code right? I hope so.
Alright, there’s another one week to kick some ass – leggo!